MENGEKANG DAN MENGINTERVENSI KEHIDUPAN ANAK SAAT DEWASA, BENAR ATAU SALAH?


Semua orang tua tentu mengharapkan anaknya menjadi pribadi yang lebih baik, sukses, dan dapat menbahagiakan anggota keluarga. Tidak ada yang salah dari statement ini. Hanya mungkin yang mesti digaris bawahi ialah pola asuh yang mereka lakukan kepada si anak selama bertahun-tahun, yang tak bisa dipungkiri memiliki dampak yang besar untuk membentuk kepribadian dan tingkah laku anak yang akan dia bawa sampai usia dewasa.

Seringkali kita mendengar banyak keluhan para orang tua terkait sifat 'memberontak' dari anaknya. Dalam hal ini tentu saja kita tidak bisa menyalahkan si anak, karena kita tahu bahwa peran orang tua begitu berpengaruh terhadap perkembangan anak itu sendiri.
Para orang tua memiliki harapan yang sama satu sama lain kepada anak mereka, tapi tidak untuk pola asuh. Ada keberagaman gaya asuh dari orang tua yang tentu akan berdampak bagi perkembangan si anak, entah itu positif ataupun negatif.

Walau bagaimanapun, orang tua tetaplah manusia biasa, memiliki keterbatasan, sama seperti manusia lainnya. Kadang kala, apa yang mereka anggap benar, tidak sepenuhnya benar, bahkan mungkin salah. Ini adalah pendapat yang objektif. Mereka mungkin bisa disebut sebagai orang paling berjasa dalan hidup si anak, tapi bukan berarti semua hal yang mereka anggap benar adalah sesuatu yang absolut, dan dapat dipaksakan. Sebesar apapun jasa Anda sebagai orang tua, Anda tetaplah seorang manusia yang terkadang menilai sesuatu secara subjektif. Bukan hal baik bagi Anda untuk memposisikan diri sebagai orang yang 'selalu tahu' dan 'selalu benar' bahkan terhadap anak Anda sekalipun. Anda harus mengerti bahwa kehidupan tidak hanya tentang Anda, tidak hanya dapat Anda lihat dari sudut pandang Anda sendiri, melainkan juga bagaimana itu dapat bekerja dari sudut pandang orang lain, dalam hal ini adalah anak Anda.

Dalam rentang usia balita hingga remaja, peran Anda tentu sangat vital untuk memberi pemahaman tentang dasar-dasar kehidupan. Memberi tahu mana yang baik dan mana yang buruk, memberi metodologi bagaimana menjadi orang yang sukses dikemudian hari, itu bekal paling penting yang mesti Anda berikan, tentu dengan cara yang hangat dan penuh kasih sayang.

Sebagian orang tua telah melakukannya dengan baik, namun sebagian lain, walaupun memiliki tujuan yang sama, mereka menempuh cara yang berbeda. Dan seperti yang kita singgung diatas, kadangkala apa yang mereka anggap benar justru malah berdampak negatif bagi si anak itu sendiri.

Dr. Mai Stafford dari College University London membuat sebuah penelitian terhadap 5.000 koresponden terkait dampak dari pola asuh orang tua saat anak menginjak dewasa. Dan hasilnya jelas, hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa orang tua yang menjalankan pola asuh dengan mengedepankan kehangatan dan responsif memiliki anak yang lebih bahagia, sehat secara mental dan mengaku puas dalam menjalani hidup. Sebaliknya, orang tua yang memilih untuk mengekang anak dan menjalankan pola asuh yang keras (tangan besi) memiliki anak yang kurang bahagia dan kurang puas akan hidup yang dijalani.

Sudah barang tentunya anak yang diperlakukan dengan penuh kekangan dan ketakutan memiliki potensi yang lebih tinggi dalam hal pemicu stress. Rata-rata dari mereka juga memiliki intensitas 'stress' yang jauh lebih sering dibanding dengan mereka yang memiliki mental yang sehat karena pola asuh yang baik. Alih-alih berharap anaknya menjadi yang terbaik, tipe orang tua seperti ini justru akan membuat si anak memilih untuk menjadi 'pemberontak' atau bahkan membuat si anak jatuh dalam beban psikologis yang dalam.

Sebagian justru memilih jalan yang lebih 'ekstrim'. Tak hanya mengekang, mereka bahkan memiliki kecenderungan untuk 'menyetir' bahkan sampai pada rentang usia anak yang sudah bisa kita sebut dewasa. Memang, hal ini amat vital Anda lakukan sebagai orang tua pada saat anak Anda dalam rentang usia balita sampai remaja, karena dalam usia tersebut, si anak sedang dalam proses 'mengenal kehidupan'. Disinilah peran Anda. Kita tahu, secara biologis, diluar daripada masalah-masalah seksual yang ada, semua orang bisa memiliki seorang anak, namun tidak semua manusia pantas disebut sebagai orang tua.

Namun, apakah sikap 'menyetir' ini masih dapat dibenarkan saat usia anak sudah memasuki fase dewasa? Dalam fase ini, mereka tidak lagi dalam proses mengenal kehidupan, namun sedang dalam proses 'menjajaki kehidupan'. Bukan hal yang bagus bagi Anda untuk bersikap seolah-olah mereka adalah 'kendaraan' yang akan (atau harus) membawa Anda ke tujuan yang Anda inginkan.

Kadang kala, Anda dapat dengan mudah mengatakan bahwa Anda 'mengerti', namun tidak. Anda mungkin mengetahui karakter anak Anda, mengetahui apa yang dia suka atau tidak, ataupun apa saja kebiasaan yang ia lakukan sejak ia kecil. Namun, tidak untuk fikiran dan isi hatinya. Namun ini bukan berarti Anda tidak bisa mengetahuinya, satu cara yang efektif untuk mengetahuinya tentu dengan pola asuh yang benar dan pendekatan yang baik sejak dini.

Hal-hal yang seringkali kita temui atau mungkin Anda lakukan adalah memaksakan dia untuk masuk ke universitas yang Anda inginkan, masuk jurusan yang Anda inginkan, bekerja di posisi yang Anda inginkan, berteman atau berinteraksi dengan orang-orang yang Anda inginkan, bahkan yang paling ekstrim adalah memaksanya untuk tidak/harus menjalin hubungan asmara dengan orang yang Anda pilih.

Anda mungkin akan melemparkan argumen seperti ini : "Saya yang melahirkannya, saya tahu apa yang terbaik baginya. Saya hanya ingin yang terbaik untuknya." Sebuah argumen yang terdengar mengayomi, namun tidak benar.

Semua orang tua yang baik tentu menginginkan anaknya menjadi pribadi yang sempurna. Namun dengan mengintervensi segala aspek kehidupan pribadinya, ini tidak sepenuhnya benar. Bahkan sebagian orang menganggap ini tidak benar sama sekali.

Anda mungkin mengetahui apa yang terbaik baginya, namun dia lebih mengetahui hal tersebut. Anda mungkin ingin dia mencapai ini dan itu, namun dia tahu seberapa besar kapasitasnya. Anda mungkin ingin dia memiliki pasangan sesuai kriteria Anda sendiri karena Anda fikir itu baik untuk hubungannya, namun yang memiliki perasaan lebih tahu apa yang terbaik baginya.

Tidak ada larangan untuk berkomunikasi, berdiskusi atau saling merekomendasi hal-hal tertentu. Justru itu baik untuk dilakukan terlebih saat si buah hati sudah menginjak usia dewasa. Hargai apapun keputusannya, asal itu baik dan bermanfaat. Jangan sekalipun Anda memposisikan diri Anda sebagai orang yang tahu segalanya, percayalah, kadang kala seorang anak yang telah dewasa justru memiliki pikiran yang lebih terbuka dan ide-ide yang lebih brilian daripada Anda.

Tak perlu memaksa kehendak jika Anda ingin anak Anda mengikuti jejak Anda. Cukup menunjukan hal-hal teladan yang baik, dengan sendirinya mereka akan mencontoh Anda sebagai orang tuanya.
MENGEKANG DAN MENGINTERVENSI KEHIDUPAN ANAK SAAT DEWASA, BENAR ATAU SALAH? MENGEKANG DAN MENGINTERVENSI KEHIDUPAN ANAK SAAT DEWASA, BENAR ATAU SALAH? Reviewed by Iqbal Ramadhan on 11.46 Rating: 5

Tidak ada komentar

Recent